TDMRC USK Telusuri Sejarah Mitigasi Bencana dalam Manuskrip Aceh untuk Literasi Masa Kini

Sejak berabad-abad silam masyarakat Aceh telah hidup berdampingan dengan berbagai jenis bencana alam, terutama yang berkaitan dengan air seperti banjir besar, rob, dan tsunami. Pengetahuan mengenai bencana dan strategi untuk menghadapinya pun telah lama direkam dalam manuskrip-manuskrip kuno Aceh.

Naskah-naskah tersebut ditulis oleh para ulama dan cendekiawan lokal pada saat itu dan mengandung catatan penting tentang bencana, tanda-tanda alam sebelum bencana terjadi, hingga cara menghadapi dan mitigasi bencana pada masa itu.

Sayangnya, kekayaan informasi yang terkandung dalam berbagai manuskrip tersebut masih jarang dikaji secara mendalam atau disesuaikan dengan konteks kekinian. Akibatnya, generasi muda Aceh sekarang belum banyak mengenal bahwa nenek moyang mereka telah memiliki sistem pengetahuan lokal yang kaya mengenai mitigasi bencana.

Hal itu mengemuka dalam diskusi kelompok terpumpun atau focus group discussion (FGD) yang diselenggarakan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) di Ruang Rapat TDMRC Universitas Syiah Kuala (USK), Darussalam, Banda Aceh,  pada Rabu (13/8/2025).

Menurut Ketua Tim Peneliti, Rizanna Rosemary MSi, MHC, PhD, manuskrip kuno Aceh tidak hanya penting sebagai warisan budaya, tetapi juga memiliki nilai praktis yang sangat relevan untuk membangun literasi kebencanaan saat ini.

“Aspek kebencanaan dalam manuskrip tidak boleh hanya menjadi pajangan sejarah semata. Harus ada upaya untuk mengemasnya kembali dalam bentuk yang lebih relevan dengan situasi saat ini agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan edukasi dan referensi mitigasi bencana, baik bagi masyarakat lokal maupun pihak luar,” ujar peneliti senior dari USK ini dalam sambutannya pada acara FGD tersebut.

FGD ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian Rizanna dan kawan-kawan yang berjudul “Gempa Bumi Dalam Manuskrip Aceh dan Tradisi Lisan: Membangun Komunikasi Bencana pada Lintas Generasi”.

Penelitian ini, menurutnya, bertujuan untuk mengkaji bagaimana gempa bumi direpresentasikan dalam manuskrip kuno serta bagaimana narasi-narasi tersebut masih hidup dalam budaya lisan masyarakat Aceh hingga kini.

Tim peneliti yang terlibat dalam proyek ini terdiri atas para akademisi lintas disiplin ilmu, yaitu Dr Alfi Rahman MSi, Nurmalahayati PhD, Nurul Kamaly MAP, Ikhwan Amri MA, Dr Hamdani M Syam MA, dan Hermansyah MTh., MA.Hum, dibantu oleh peneliti muda Putri Zahra dan Fikrul.

Di antara para peneliti, Hermansyah dikenal sebagai filolog dari Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry yang memiliki keahlian membaca naskah-naskah kuno.  Kehadirannya di tim ini mempertegas bahwa yang terlibat dalam penelitian ini bukan saja lintas disiplin ilmu, melainkan juga lintas universitas.

Dalam FGD tersebut, para peneliti mengundang berbagai informan kunci, termasuk tokoh adat, peneliti manuskrip, dan praktisi kebencanaan, untuk menggali praktik dan nilai-nilai lokal yang dapat diintegrasikan ke dalam sistem komunikasi bencana lintas generasi untuk masa kini dan masa depan.

“Kami ingin menjaring sebanyak mungkin pengetahuan lokal yang selama ini tersembunyi dalam naskah maupun dalam tradisi lisan. Banyak di antaranya mengandung nilai-nilai penting yang masih sangat relevan untuk konteks hari ini, bahkan berpotensi memperkaya pendekatan modern dalam mitigasi bencana,” tambah Rizanna yang merupakan Dosen FISIP USK.

“Aceh sebagai wilayah yang memiliki sejarah panjang terkait bencana besar seperti tsunami 2004, memiliki urgensi tinggi untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sejak dini. Dengan menghidupkan kembali pesan-pesan dalam manuskrip kuno, generasi mendatang tidak hanya belajar dari sejarah, tetapi juga mewarisi kearifan lokal yang telah terbukti bertahan selama ratusan tahun,” tutup Rizanna pada akhir sambutan. (*)


https://aceh.tribunnews.com/2025/08/14/tdmrc-usk-telusuri-sejarah-mitigasi-bencana-dalam-manuskrip-aceh-untuk-literasi-masa-kini.

Written by