Di tengah derasnya arus digitalisasi, perpustakaan tak lagi hadir sebagai bangunan sunyi penuh rak buku. Ia berevolusi menjadi pusat pengetahuan dinamis yang menghubungkan pembelajar dengan informasi tanpa batas. Transformasi ini menjadikan perpustakaan bukan hanya penjaga literasi, tetapi juga motor penggerak kecerdasan bangsa.
Oleh karena demikian, perpustakaan kini harus menghadirkan layanan digital di berbagai daerah yang mudah diakses oleh siapa saja dan dari mana saja. Koleksi yang sebelumnya hanya tersedia dalam bentuk fisik kini beralih ke format e-book, audiobuku, jurnal elektronik, hingga repository digital yang dapat dijangkau melalui gawai. Ruang yang sebelumnya hanya dipenuhi buku kini diperkaya dengan komputer, jaringan internet cepat, hingga ruang kolaborasi kreatif yang membuka peluang belajar lebih luas.
Seperti diketahui bahwa, Bapak Presiden Pabowo Soebianto, resmi meluncurkan Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas di 38 Provinsi dalam sebuah acara yang digelar terpusat di SMP Negeri 4 Kota Bekasi, pada Senin, 17 November 2025. Peluncuran ini diikuti secara daring oleh 1.337 sekolah dari 38 provinsi, menandai langkah besar menuju pemerataan layanan pendidikan digital di seluruh Indonesia.
Dalam pengantarnya, Presiden Prabowo mengapresiasi kerja keras para guru, tenaga pendidik, dan seluruh pihak yang terlibat dalam percepatan digitalisasi pembelajaran. Presiden berharap program ini dapat mendukung proses belajar siswa agar lebih efektif dan membuka akses yang lebih luas terhadap beragam pengetahuan.
“Sudah 75 persen dari semua sekolah di seluruh Indonesia sudah menerima panel interaktif. Dan Alhamdulillah panel ini kita harapkan untuk bisa membantu semua siswa di seluruh Indonesia untuk belajar lebih baik, belajar lebih semangat, belajar lebih cepat, punya akses kepada semua ilmu, semua bahan yang diperlukan,” ujar Presiden Prabowo.
Sementara itu dalam laporannya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Digitalisasi Pembelajaran merupakan pemenuhan janji Presiden Prabowo pada peringatan Hari Guru Nasional tahun 2024 dan pelaksanaan Inpres No. 7 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah serta digitalisasi pembelajaran dan Perpres No. 79 tahun 2025 tentang pemutakhiran rencana kerja pemerintah tahun 2025. Program ini dirancang untuk memastikan setiap sekolah—baik di pusat kota maupun daerah terluar—mendapatkan akses pendidikan berbasis teknologi yang berkualitas.
“Kami melakukan monitoring dan juga melakukan evaluasi sekolah-sekolah yang telah menerima IFP atau digital panel. Sudah ada perubahan signifikan dalam proses pembelajaran, belajar dengan gembira, penuh semangat dan capaian pembelajaran terus meningkat,” ujar Abdul Mu’ti.
Menyingkapi hal demikian, Perpustakaan kiranya dapat menjadi ruang inklusif yang mengakomodasi berbagai gaya belajar. Anak-anak dapat mengakses konten interaktif untuk meningkatkan minat baca, pelajar dan mahasiswa menemukan sumber ilmiah terpercaya untuk riset, sementara masyarakat umum memanfaatkan pelatihan literasi digital untuk meningkatkan kemampuan di dunia kerja. Dengan begitu, perpustakaan hadir sebagai jembatan antara kemampuan individu dan kebutuhan zaman.
Di era pembelajaran berbasis teknologi, perpustakaan mengambil peran penting sebagai kurator informasi. Di tengah banjirnya data dan maraknya hoaks, perpustakaan menawarkan pengetahuan terverifikasi dan proses literasi informasi yang membekali masyarakat kemampuan berpikir kritis. Inilah fondasi penting menuju ekosistem pembelajaran yang sehat dan bertanggung jawab.
Lebih dari itu, perpustakaan mendorong budaya inovasi. Program-program seperti kelas coding, workshop kreatif, hingga ruang maker (makerspace) menjadikan perpustakaan sebagai wadah bagi generasi muda untuk berkarya dan menciptakan solusi bagi tantangan masa depan. Perpustakaan tak lagi sekadar tempat mencari jawaban—ia menjadi tempat melahirkan ide.
Dengan seluruh perubahan ini, perpustakaan berdiri sebagai mitra strategis dalam membangun Indonesia Cerdas. Ketika akses informasi terbuka, kemampuan literasi meningkat, dan budaya belajar hidup dalam setiap lapisan masyarakat, maka jalan menuju bangsa yang unggul bukan lagi sekadar harapan, tetapi kenyataan yang sedang dibangun bersama.
Perpustakaan bukan hanya bagian dari masa lalu. Ia adalah jantung pengetahuan masa kini dan mercusuar yang menuntun Indonesia menuju masa depan yang lebih cerdas, inklusif, dan berdaya saing.
