
Banda Aceh – Di tengah arus digitalisasi dan kemudahan akses informasi secara daring, ternyata minat mahasiswa baru Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 2025/2026 terhadap buku fisik ternyata masih tinggi. Bahkan, sejak awal semester ganjil tahun akademik, Perpustakaan USK mencatat lonjakan signifikan dalam jumlah peminjaman buku, terutama oleh mahasiswa baru. Lonjakan ini semakin terlihat lagi saat kegiatan LOCT atau pengenalan perpustakaan untuk mahasiswa baru, diaman setelah kegiatan selesai nampak mahasiswa ramai yang melakukan peminjaman buku.
Lorong-lorong rak buku kembali hidup. Suara riuh mahasiswa terdengar bersahutan di antara rak-rak koleksi. Di sudut ruang baca, beberapa mahasiswa tampak asik membaca, sebagian lagi ada yang mencatat, menandakan bahwa perpustakaan bukan sekadar ruang sunyi, tetapi kembali menjadi pusat aktivitas intelektual.
“Selama dua minggu pertama semester ini, jumlah peminjaman buku naik hampir 70% dibandingkan beberapa waktu sebelumnya,” ungkap Dr. Ismul Huda, M.Si, Kepala UPT. Perpustakaan dan E-Learning USK, saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurutnya, lonjakan ini sebagian besar disumbang oleh mahasiswa baru yang sedang menjalani orientasi akademik dan mulai mengenal kebutuhan bacaan di perkuliahan. Buku-buku dasar seperti Pengantar Ilmu Ekonomi, Biologi Umum, Matematika Dasar, serta Referensi Bahasa Inggris Akademik menjadi yang paling banyak dipinjam.
“Kami sangat mengapresiasi dan senang dengan antusiasme para mahasiswa baru ini. Ini membuktikan bahwa buku cetak tetap relevan, terutama dalam mendukung proses pembelajaran awal mahasiswa,” ujarnya.
Mencari Buku, Menemukan Dunia Baru
Bagi Nadia Aulia, salah seorang mahasiswa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, kunjungan ke perpustakaan bukan sekadar kewajiban, tapi pengalaman baru yang menyenangkan.
“Waktu pertama kali masuk, saya langsung kagum. Koleksi bukunya banyak dan suasananya enak, adem dan enak untuk belajar. Rasanya seperti menemukan dunia baru,” kata Nadia dengan senyum.
Cerita serupa juga datang dari Muzamil, mahasiswa Teknik Sipil. Ia mengaku sudah meminjam tiga buku sejak minggu pertama kuliah.
Peran Pustakawan dan Teknologi
Di balik lonjakan peminjaman ini, peran pustakawan juga tak bisa dipandang sebelah mata. Mereka aktif membimbing mahasiswa baru dalam pencarian buku, penggunaan katalog online (OPAC), hingga aktivasi akun pemustaka dan tata cara peminjaman dan pengembalian buku.
“Kami sengaja menyiagakan tim layanan ekstra di awal semester. Banyak mahasiswa baru yang belum familiar dengan sistem peminjaman atau tata letak koleksi,” jelas Zakiah, M.Pd , selaku Kabid Layanan Pemustaka dan juga salah satu pustakawan senior.
Meski minat terhadap buku fisik tinggi, perpustakaan tetap mendorong pemanfaatan e-resources seperti e-journal, e-book, dan database internasional yang telah dilanggan USK.
“Kami ingin mahasiswa terbiasa menggunakan kombinasi sumber belajar, baik cetak maupun digital. Itu penting untuk kesiapan riset dan penulisan ilmiah mereka ke depan,” tambah Dr. Ismul Huda.

Bukan Sekadar Meminjam Buku
Tingginya animo mahasiswa baru ini tak hanya berdampak pada statistik peminjaman. Hal ini juga menciptakan kultur akademik yang positif. Suasana belajar yang hidup, interaksi antar mahasiswa lintas fakultas, hingga munculnya komunitas belajar mandiri di ruang diskusi menjadi efek domino yang diharapkan berkelanjutan.
Perpustakaan dan E-Learning USK kini bukan sekadar tempat meminjam buku, tapi menjadi ekosistem pembelajaran yang dinamis – tempat mahasiswa mencari pengetahuan, berdiskusi, bahkan beristirahat sejenak dari riuhnya jadwal kuliah.
“Kalau butuh tenang, saya ke perpustakaan. Kalau butuh ide, saya juga ke perpustakaan,” ujar Nadia, singkat tapi penuh makna.