Perpustakaan dan Pusat E-Learning USK Pertahankan Sertifikasi ISO 20000-1:2018 untuk Ketiga Kalinya

Banda Aceh, 27 Agustus 2025 — Perpustakaan dan Pusat E-Learning Universitas Syiah Kuala (USK) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga mutu layanan teknologi informasi dengan berhasil mempertahankan sertifikasi ISO 20000-1:2018 untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.dari tahun 2019 hingga 2025.

Sertifikasi ini merupakan standar internasional yang menekankan pada sistem manajemen layanan TI (IT Service Management). Keberhasilan ini menegaskan bahwa layanan yang diberikan oleh Perpustakaan dan Pusat E-Learning USK telah memenuhi standar mutu global, khususnya dalam pengelolaan layanan teknologi informasi secara sistematis, efisien, dan berorientasi pada kepuasan pengguna.

Kepala UPT. Perpustakaan dan E-Learning USK, Dr. Ismul Huda, M.Si, menyampaikan apresiasi kepada seluruh tim yang telah bekerja keras dalam menjaga standar layanan.

“Ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk terus memberikan layanan terbaik kepada sivitas akademika USK, baik dalam penyediaan sumber informasi maupun layanan pembelajaran daring. Sertifikasi ini bukanlah tujuan akhir, melainkan motivasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan,” ujarnya.

Audit eksternal dilakukan oleh lembaga sertifikasi independen TUV SUD Singapore pada tangggal 25 s/d27 Agustus 2025. Dalam prosesnya, Perpustakaan dan Pusat E-Learning USK dinilai berhasil mempertahankan kepatuhan terhadap berbagai aspek penting dalam manajemen layanan berbasis Teknologi Informasi, termasuk tata kelola, manajemen risiko, efektivitas proses, serta kepuasan pengguna layanan.

Dari hasil aundit ekternal yang berlangsung selama tiga hari ini, auditor TUV SUD Singapore, Ari Yudanto Prijono menyimpulkan bahwa penerapan ISO 20000-1:2018 pada Perpustakaan dan E-learning USK sudah berjalan dengan baik sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan tidak adanya temuan baik major atau minor, tetapi hanya melahirkan 4 rekomendasi untuk perbaikan.

Pertama, peninjauan kembali untuk sasaran Incident “terkait waktu rata-rata disposisi penanganan insident diGLPI”. Kedua, Saran untuk penambahan kapasitas penyimpanan, khususnya untuk Server ETD. Ketiga, Saran untuk menyinkronkan kategori antara kebijakan dan sistem tiket, di GLPI terdapat kategori prioritas seperti Major, “Sangat Tinggi, Tinggi, Pertengahan, Rendah dan Sangat Rendah”, sedangkan dalam kebijakan hanya disebutkan Standard, Normal dan “Darurat”. Ke empat, Untuk lebih mengoptimalkan menu utilisasi dalam sistem tiket pada sistemGLPI.

Keberhasilan ini juga menjadi cerminan dari keseriusan USK dalam mendukung transformasi digital dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi berbasis teknologi di Indonesia.

Dengan pencapaian ini, Perpustakaan dan E-Learning USK siap melangkah lebih jauh dalam pengembangan layanan digital yang inovatif dan inklusif, serta terus menjadi rujukan nasional dalam tata kelola layanan berbasis Teknologi Informasi di lingkungan perguruan tinggi.

Written by