Seminar Bimbingan Psikologis untuk Membangun Toleransi Mahasiswa: Kolaborasi UPT Perpustakaan dan E-Learning dengan UPT Pelayanan dan Bimbingan Konseling USK

Banda Aceh, 19 Februari 2025 – Universitas Syiah Kuala (USK) mengadakan seminar bertema Bimbingan Psikologis untuk Membangun Toleransi Mahasiswa yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan dan E-Learning kerja sama dengan Prodi Bimbingan Konseling FKIP. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya toleransi antar mahasiswa, serta bagaimana bimbingan psikologis dapat membantu dalam proses pembentukan sikap toleransi yang sehat di lingkungan kampus.

Acara yang akan diadakan pada hari jum’at tanggal 21 februari 2025, pukul 14.00 wib s/d selesai di ruang seminar UPT Perpustakaan dan E-Learning. Peserta di targetkan lebih dari 100 orang, terdiri dari mahasiswa, dosen, serta tenaga pendidik lainnya. Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber yang berkompeten di bidang psikologi dan konseling, antara lain Dosen Prodi Bimbingan Konseling, Dr. Muhammad Reza Septian, M.Pd dan UPT Bimbingan Konseling USK.

Pembicara Utama Kegiatan ini adalah Dr. Muhammad Reza Septian, M.Pd dari Prodi Bimbingan Konseling dari IKIP Sliwangi.

Kerja sama antara UPT Perpustakaan dan E-Learning dengan UPT Pelayanan dan Bimbingan Konseling USK juga mendapat perhatian khusus dari pihak panitia. Kolaborasi ini diharapkan dapat mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada di USK dalam mendukung kesejahteraan mental mahasiswa, sekaligus menciptakan atmosfer kampus yang lebih positif dan saling mendukung.

“Dengan adanya seminar ini, kami ingin mendorong mahasiswa untuk lebih terbuka dan memahami pentingnya bimbingan psikologis dalam menyelesaikan masalah pribadi atau akademik yang mereka hadapi, yang dapat mempengaruhi sikap toleransi mereka terhadap sesama,” kata Dr. Ismul Huda, Kepala UPT Perpustakaan dan E-Learning USK.

Fokus pada Pengembangan Pribadi dan Sosial:

Selain sesi pemaparan materi, seminar ini juga diisi dengan diskusi interaktif yang bertujuan untuk melatih peserta dalam menghadapi situasi konflik antar sesama mahasiswa. Dalam diskusi tersebut, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan komunikasi yang efektif, pengelolaan emosi, serta teknik-teknik pengembangan diri yang dapat meningkatkan rasa saling menghargai dan toleransi.

Seminar ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik bagi upaya-usaha lanjut dalam mengedukasi mahasiswa tentang pentingnya menjaga toleransi dan saling pengertian, serta membangun mentalitas yang kuat dan positif untuk kehidupan kampus yang lebih inklusif.

Written by